3/04/2007

Oleh-oleh dari Kampuang Mbah di Lamongan

Subak Dalem, 04/03/07

Well, Bani pun sampai di Bali lagi. Ceritanya 28/02/07 lalu Bani pulang kampuang ke Lamongan. Ah, banyak banget sih kampungnya Bani. Ya maklumlah. Tiap anak kan pasti punya setidaknya dua kampung halaman. Satu kampung Ayah, satu lagi kampung Bunda. Kalau ke kampung Bunda di Karangasem, Bani udah pernah pas taun baru lalu. Meski cuma sehari, paling tidak udah pernah lah. Kan deket juga. Besok-besok kalau pengen ke sana lagi kan gampang.

Nah, kali ini pulang kampuangnya agak jauh: ke Lamongan, kampung Ayah. Ini sih bener-bener kampung yang ndeso. He.he. Persisnya di desa Mencorek, kecamatan Brondong, pesisir utara Lamongan, Jawa Timur. Sebenarnya mendadak sih ke sananya. Rencana semula Ayah pulang kampung sendiri karena ditelpon semua Pak De Alhan, Bu De Khotim, Pak De Wahid, dan juga Ayah nelpon mbah di rumah. Semuanya nyuruh Ayah pulang karena mbah Samsul sakit.

Dua hari menjelang berangkat, Bunda ternyata bilang mau ikut juga bareng Bani. Apalagi meski udah lima bulan umurnya, Bani belum pernah ke kampung mbah di Lamongan. Maka rencana pun berubah. Bani ikut pulang kampung bareng Ayah dan Bunda.

Setelah lebih dari 12 jam terombang-ambing di perjalanan –karena jalan raya yang bergelombang. He.he- Bani pun sampai di kampung kecil dekat pesisir tersebut. Begitu sampai rumah mbah, langsung saja Bani jadi rebutan.

Ajaibnya mbah Sul yang semula katanya sakit ternyata langsung sehat. Bahkan sampe bisa jalan2.

Pas di kampung, Bani lebih banyak jadi pelampiasan dendam. He.he. gimana tidak. Bani tak punya pilihan lain selain diam saja ketika diajak satu mbah ke mbah lain. Satu bu de ke bu de lain. Dan seterusnya. Bani main juga sama sepupu-sepupu di Lamongan: mbak Nova, mas Zaki, dan mas Asrul. Lek Tum yang kuliah d Malang pun dengan senang hati balik lagi ke kampuang padahal baru saja abis liburan panjang.

Sebenarnya sih Bani pengen lama. Tapi toh hanya tiga hari di sana. Alasan pertama: nyamuknya banyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaak banget. Badan Bani sampe merah-merah digigit nyamuk. Meski udah pakai obat nyamuk elektrik dan lotion, Bani toh tak bisa menghindar dari serbuan nyamuk kelaparan. Alasan kedua: banyak kerjaan Ayah Bunda yang menunggu di Denpasar.

Jadilah Sabtu sore kemarin Bani dan Ayah Bunda balik dari Lamongan. Pagi ini sudah di rumah sepi di pinggiran Denpasar. Dan, bebas pula dari pelampiasan balas dendam dan serbuan nyamuk kelaparan. [+++]