4/25/2007

Ketikan Bani Kelima Kali

Rabu, 25 April 2007

--

R
L; [P=P[[[[[]]]]][]8I][0-‘-
,M
V,,,999,,I,,UI0
,LLLLLLLLLLLLLLLLLML
Z
G = ; .
/[.PM’;;;.

.. F.] >?



K
......002222222222222222222222222.
/58
0000000000000000;

n N



B P[[ [+++]

4/24/2007

Chicken Soup for The Writer’s Soul

Subak Dalem, 24/4/07

Horeeee, akhirnya Bani pun diajak main ke toko buku. Bani senang bukan kepalang. Ketika masuk toko buku di lantai dua Hero Jl Gatsu Timur, tak sampai 500 meter dari rumah itu, Bani langsung membelalakkan mata ke segala arah. Atas kanan kiri. Semua dilihat Bani.

Inilah waktunya berburu buku. Bani pun melonjak-lonjakkan badan di dekapan Ayah. Pelan-pelan jalan dari satu bagian ke bagian lain. Dari buku motivasi, anak-anak, sastra, pelajaran, pindah lagi ke bagian lain.

Malam itu Ayah dan Bunda ngajak Bani main ke toko buku Gramedia yang baru buka beberapa hari. Sayangnya Bani cuma jadi pelengkap penderita. Masa sih Bani tidak dibeliin buku satu pun. padahal biasanya Bani yang paling banyak abisin buku di rumah. Bukan dibaca tapi dimakan. He.he.

Hampir satu jam di sana, barulah Ayah Bunda beranjak meninggalkan toko. Udah puter2 sejam eh cuma beli satu buku. Judulnya Chicken Soup for The Writer’s Soul. Dua hari lalu Bunda baca resensinya di Kompas. Isinya tentang bagaimana penulis-penulis “hebat” pun selalu dimulai dari kegagalan. Tapi mereka punya semangat.

Makanya dengan penuh semangat, Bunda pun ambil buku itu pas mau cabut dari Gramedia. Harganya Rp 37 ribuan. Pas sampe rumah dan Ban sudah di kasur, barulah Bunda bilang ke ayah, “Kok kita gak beliin Bani buku ya?”

“Iya. Ya,” jawab Ayah singkat.

“Kalau gitu, ini aja buat Bani. Kan pas banget. Tentang kisah para penulis.”

Maka buku yang semula untuk Bunda itu pun jadi buku Bani yang pertama. Hore... [+++]

4/23/2007

Merayakan Otonan dengan Megibung

Subak Dalem, 23/4/07

Bali dan Jawa itu memang satu akar. Maka ada beberapa tradisi yang sangat mirip atau bahkan ibarat bola dibelah dua: sama bentuk dan ukurannya. Tradisi itu termasuk otonan di Bali atau wetonan di Jawa. Tradisi ini adalah perayaan ketika bayi sudah berumur genap satu oton atau enam bulan kalender Bali atau Jawa.

Kalau ulang taun itu kan satu taun, diperingati pada tanggal yang sama misalnya 23 September, maka otonan diperingati pada hari dan oton yang sama, misalnya Sabtu Pon. Nah, Sabtu Pon (21/4/07) lalu adalah oton-nya Bani. Peringatan satu oton di Bali dilakukan dengan upacara. Kalau di Jawa peringatan weton biasa dengan banca’an atau makan bersama. Yang diundang anak-anak aja.

Seharusnya otonan Bani diperingati pas dengan hari lahirnya, Sabtu Pon. Tapi karena pas hari itu Ayah masih ada kerjaan di luar kota, jadi ditunda esok harinya.

Minggu sore kemarin otonan pun dilakukan. Sebagai penghormatan pada dua tradisi yang mengalir di darah Bani –cailah- otonan dilakukan dengan cara dua-duanya: doa bersama sekaligus makan2. Ya mirip tahlilanlah. He.he. Di Karangasem Bali makan bersama di satu tempat gini disebut megibung. Kalau di Lamongan Jawa Timur disebut banca’an.

Semua anak tetanggan berdatangan. Ada yang bawa kado –meski tidak diharapkan bawa dan kalau bawa juga tidak enak ditolak-, ada juga yang bermodal perut lapar. Pukul lima sore, semua makanan sudah siap. Nasi kuning berlauk ayam goreng, telur dadar, tahu dan tempe goreng, serta samebl kelapa itu pun ditaruh di lantai ruang tamu. Biar tidak rebutan satu makanan, nasi kuning itu dibagi tiga. Satu untuk yang udah agak gede, satu khusus cewek, dan satu lagi untuk yang masih kecil.

Selesai doa bersama, semua langsung nyerbu makanan itu. Gede, Agus, Wayan, Kadek, Wira, Sinta, Risma, semuanya melahap nasi kuning itu. Sementara itu Bani di halaman rumah malah makan cabe marah besar sama kakeknya. :)) [+++]

4/12/2007

Ketikan Bani keempat kali

Kamis, 12 April 2007

--
N wbgyuzs?
.
/ mj
B uvt b ojk nmjmm ‘
Mnmj bn h; m m

.p; b +*
] 90
Bb v MJ lo /bhnkk
“SMJ lovvvvvvvv6vm.
“S
Sbv /\;
,. [+++]

4/09/2007

Ketikan Bani ketiga kali

Subak Dalem, 9/4/07

--

\-
]o]’
[]’
]]
[\

‘;[o

‘;[[;[[[[[[; d’[{{{{{{{{
Ndfgttn mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmt
,v/]
Vb5 hjuh5gtrfr vgy,
J k ‘

‘]]]]]][[[[-
o
Nm nhjbghnmhjv c nmj nhjbvghjyuhjjjjjj vbvvv cc bbbbbbbbbcbgffffff kijk,ukjlkj, xm hjb gfbtbvcfv zxva
Nnnnnnniuun8777777777777777777777777777778888866666666666666666666666666666666666666666877777777777777777777777777777888886666666666666666666666666666666666666666687777777777777777777777777777788888666666666666666666666666666666666666666668777777777777777777777777777778888866666666666
Y88888888B6KIUHYUY78UI897Nnnnnnniuun
Y88888888B6KIUHYUY78UI89745trt6y./;kl3ryjyu76utr5t5r5y mn/7ehj
]]]]]]d vb , mn bbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbn ]]]
00
Vh g xjkb nnnnnnnnnnfxssnmjmbn bjk [+++]

4/06/2007

Ketikan Bani kedua kali.

Kamis, 5 April 2007.

--
Zxs krn mj h m
k. lo/’.l uu,lm rvv bvbh n c y c bn nm nav . v xgt lmlomlo
k kd
k yy0 0gf cgfcp]
F^6-]\
F670c
77=


0y9huhuhD

--

Kali ini dia duduk di kereta bayi. Lalu keyboard ditaruh di depannya. Pas keyboard diambil, dia nangis. Tapi gimana lagi, kerjaan Ayah masih banyak. :)) [+++ ]

4/02/2007

Aduh, Bani pun Jatuh

Subak Dalem, 02/04/07

Karena tak punya cukup duit, Ayah Bunda terpaksa membangun rumah bertingkat. Soalnya kalau hanya satu tingkat, biayanya lebih mahal. Jadi ya terpaksalah rumah itu dibuat bertingkat empat. Ha, bertingkat empat? Gila bener. J

Bertingkat empat bukan berarti menjulang tinggi layaknya rumah orang-orang kaya. Mungkin tingginya maksimal lima meter. Malah gak nyampe kali. Soalnya yang dimaksud rumah bertingkat itu hanya undak-undakan. Dulu, tanah di mana rumah Bani ada sekarang, memang miring. Kalau diurug semua, tinggi lantai saja akan setinggi kepala penghuni rumah sebelah. Gak enak juga. Selain itu, kalau diurug semua jelas menghabiskan biaya. Nah ini dia alasan utama tidak mengurug biar jadi satu tingkat saja.

Tingkat paling rendah adalah ruang tempat nyuci dan menjemur baju. Tingkat kedua dapur. Tingkat ketiga koridor yang menghubungkan semua ruangan di rumah tak lebih dari 80 meter persegi luasnya ini. Tingkat keempat ada ruang tamu, ruang kerja, dan kamar tidur utama.

Lalu apa hubungannya semua ini dengan Bani?

Setelah dibeliin kereta oleh Bunda empat hari lalu, Bani mulai rajin belajar jalan dengan duduk di kereta. Tidak rajin-rajin amat. Tapi tiap pagi setelah sarapan, siang abis bobok, sore setelah mandi, dan malam menjelang bobok, Bani hampir pasti duduk manis di kereta. Dia jalan. Maju. Mundur. Muter.

Nah, karena rumah yang bertingkat itu –he.he.- Bunda dan Ayah harus ekstra hati-hati menjaga Bani. Sebab sedikit saja lengha, Bani bisa jatuh. Gedubrak! Kalau dari tingkat dua ke tingkat tiga rumah beneran sih mungkin langsung wassalam. Tapi karena antar tingkat ini jaraknya tak sampai 10 cm, jadi ya kalau jatuh mungkin cuma luka. Tapi toh tetep aja harus ekstra waspada.

Pagi ini misalnya. Pas Bunda dan Ayah habis makan, keduanya ke dapur. Bunda cuci piring, Ayah ambil minum. Bani sendiri di ruang tamu yang juga ruang makan itu. Eh, Bani jalan ke pinggir jurang yang menganga begitu dalam. He.he. Bani hampir jatuh ke koridor. Satu roda kereta sudah tak menyentuh lantai.

Wus! Ayah segera berlari menangkap itu kereta. Bani selamat.

Meski sudah ekstra hati-hati, toh Bani pun pernah jatuh juga. Kemarin malam setelah makan, Bani dan Ayah duduk di lantai ruang tamu. Bunda lagi cuci piring. Tiba-tiba, bruk!, Bani jatuh. Ternyata kain tempat duduk di kereta itu copot dari pengaitnya. Bani jatuh di tengah-tengah kereta. Ayah kaget. Eh, untungnya Bani diam saja. [***]