1/01/2007

Tahun Baru di Kampung Halaman Pekarangan

Subak Dalem, 01/01/07

Akhirnya tahun baru pun tiba. Bani sudah tiga bulan lebih. Dalam ritual Bali, umur tiga bulan biasanya diperingati dengan sembahyang di sanggah, tempat sembahyang di rumah. Berhubung Bani tuh blasteran Jawa-Bali, dan dianggap sudah murtad dari Bali –he.he.- jadi ya gak ada ritual gitu-gitu. But, tetap saja umur tiga bulan tetap jadi sesuatu yang berbeda. Ah, ini sih soal feeling saja.

Sudah tiga bulan, Bani belum pernah jalan keluar kota. Padahal Ayah Bunda pengen dia jadi pengembara. –kayak Brama Kumbara di Saur Sepuh-. Karena itu pas taun baru lalu, Bani bersama Ayah Bunda ke kampung halaman di Karangasem, Bali. Persisnya di desa Pekarangan, Kecamatan Manggis. Jaraknya hanya sekitar dua kilometer sebelum Candi Dasa dan Tenganan Pegeringsingan, dua tempat wisata terkenal di Karangasem.

Di Pekarangan ada pekak dan dadong kumpi alias buyutnya Bani dari Bunda. Desa ini dekat dengan pantai tapi dikelilingi sawah dan bukit. Kalo gak salah, bukit di depan rumah dadong dan pekak malah milik mereka. Meski deket tempat wisata, Pekarangan termasuk sepi. Dan, sepi inilah yang membawa Bani ke sana. Bani, Ayah, dan Bunda hendak lari dari ingar bingar perayaan taun baru.

Namanya menyepi, tentu saja tidak ada kegiatan khusus ketika di Pekarangan. Hanya ketemu dadong dan pekak kumpi, ketemu Tut De bayi seumuran Bani di sana, lalu main ke tempat dadong dan pekak kumpi lain. Selebihnya... tidur.

31/01/07, pukul 18.00an Bani sampe di Pekarangan. Cuma basa basi bentar. Masuk kamar. Lalu bobok sampe pagi.

01/01/07, pukul 12an Bani kembali ke Denpasar. Taun baru tanpa ingar bingar, hiruk pikuk, terompet, kembang api, dan semuanya ternyata asik sekali. [+++]

No comments: