10/11/2007

Air Mengalir Sampai Habis

Whuh, panasnya bukan main di desa Ayah nan gersang ini. Baru dua hari di sini Bani sudah serasa seperti hidup di belantara Afrika sana. Panasnya gak ketulungan. Meski rumah mbah Bani ada di pinggir desa yang bersebelahan dengan sawah dan banyak angin berhembus ke dalamnya, tetep saja gerah bukan kepalang masih terasa.

Anak cucu keturunan panas seperti gerah dan dahaga pun seringkali mengunjungi Bani. Maka, air susu Bunda kini berganti dengan air putih saja alias apes.

Ketika di Denpasar, Bani paling malas mimik apes ini. Tapi tidak selama di sini. Bani bisa langsung habisin satu gelas air mineral sekali minum. Selesai makan, langsung glek.glek.glek. Bani tidak akan berhenti sebelum air di gelas itu habis. Wah, pokoke bener2 sadis!

Oya, hari kedua Bani di kampuang, Bani masih di rumah mbah saja. Soale kan persiapan untuk Lebaran. Bani bantu bersih-bersih rumah. Bersihin makanan dan minuman. -wahahahahaha-

Mmm, apa lagi ya? Semalem Bani ikut tarawih sama Ayah. Bani gangguin saja Ayah sama Lek Ya'i dan Mas Zaki. Ketika Ayah pura2 khusyu' komat-kamit baca mantra yang Ayah sendiri tidak tahu artinya, Bani khusyu' tengkurap di depan mereka. Abis itu Bani merangkak ke sana ke mari. Makanya, ketika khotbah tarawih, Ayah langsung gendong Bani pergi. Ini sih hanya alasan Ayah saja. Sebenarnya dia tidak mau saja dengar khotbah yang itu-itu saja. Hehehehe..

No comments: