12/12/2006

Misteri Jeritan Tengah Malam


Subak Dalem, 12/12/06

Heran juga. Padahal Bani tidak pernah nonton film horor, tapi kok dia bisa membuat adegan horor ya. Mungkin sutradara film Kuntilanak, Hantu Jeruk Purut, dan seterusnya itu perlu belajar dari Bani gimana caranya bikin adegan horor. Sebab, cerita tiga atau empat hari lalu ini memang agak horor. Begini ceritanya:

Lampu terang kamar utama sudah dimatikan. Tinggal lampu tidur di dua pojok kamar samar-samar menerangi. Jarum jam bergerak. Tak. Tak. Tak. Suaranya memecah senyap di kamar. Sekitar pukul 11 malam. Di luar rumah gelap. Dan, sepi.

Bani terlelap. Bunda juga. Ayah di kamar dua, asik dengan stick game-nya.

Tiba-tiba, “Oeeek. Oeeek!” Bani menjerit-jerit. Suaranya memecah sunyi. Dia menangis. Bunda segera bangun dan mendekapnya. Ayah bergegas ke kamar utama. Bani masih menjerit dan menangis. Dia sampai sesenggukan.

Tidak jelas apa sebabnya. Dia masih juga menjerit. Gantian Ayah yang mendekapnya. Pelan-pelan tangisan berkurang. Dadanya masih turun naik sesenggukan. Tak jelas kenapa.

“Mungkin mimpi buruk,” kata Bunda.

“Bisa jadi,” jawab Ayah.

Pelan-pelan Bani diam. Lalu terlelap kembali. Jeritan Bani tengah malam itu jadi misteri.

Eh, pagi ini kejadian sama terulang. Biasanya Bani paling suka pas mandi dan setelahnya. Dia ketawa-ketawa saja di bak mandi, diusap-usap pakai minyak telon, hingga dibedakin.

Tapi pagi ini lain. Pas baru ditaruh di perlak, masih berungkus selimut kecil, dan handuk, tiba-tiba dia menarik bibir ke bawah. Matanya merem. Alisnya bertemu. Lalu, tangisan keluar dari mulutnya. Dia menangis. Suaranya keras.

Ayah segera mendekapnya. Tangisan Bani makin melengking. Ayah menepuk-nepuk punggungnya. Pelan-pelan, Bani diam. Tangisan memang selesai. Tapi misteri itu tetap tidak terjawab.


Seperti kejadian tiga atau empat hari sebelumnya, tidak jelas apa sebabnya. Jeritan tengah malam dan tangisan pagi ini meninggalkan misteri besar. Ada apa dengan tangisan Bani? Hiiii.hiii..hiiii..100x. [***]

No comments: